Profil Desa Bandungrejo
Ketahui informasi secara rinci Desa Bandungrejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Bandungrejo, Ngablak, Magelang. Mengupas model pertanian terpadu yang harmonis antara budidaya hortikultura sayuran dengan peternakan sapi perah, yang menjadi pilar utama ekonomi, sosial, dan keberlanjutan lingkungan desa.
-
Pusat Peternakan Sapi Perah
Menjadi salah satu desa sentra utama peternakan sapi perah di Kecamatan Ngablak, dengan produksi susu segar yang terorganisir dan dikelola secara kolektif melalui lembaga koperasi.
-
Model Pertanian Terpadu Berkelanjutan
Menerapkan sistem pertanian terpadu (integrated farming) di mana limbah peternakan diolah menjadi pupuk organik untuk ladang sayuran, dan sisa hasil tani dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
-
Ekonomi Berbasis Koperasi
Roda perekonomian, khususnya di sektor peternakan, digerakkan oleh lembaga koperasi yang berperan sentral dalam proses penampungan, kontrol kualitas, dan pemasaran susu, sekaligus memberdayakan anggotanya.
Di hamparan sejuk Kecamatan Ngablak yang terkenal sebagai lumbung sayur, Desa Bandungrejo menawarkan sebuah narasi agraris yang lebih kaya dan terpadu. Lebih dari sekadar menanam sayuran, desa di lereng Gunung Merbabu ini telah berhasil membangun sebuah ekosistem ekonomi yang harmonis antara cangkul di ladang dan lonceng sapi di kandang. Bandungrejo merupakan pusat peternakan sapi perah yang berpadu secara sinergis dengan pertanian hortikultura, menciptakan sebuah model pertanian terpadu yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan secara ekologis. Inilah potret sebuah desa yang memaknai kemakmuran melalui keseimbangan dan kerja sama.
Geografi Subur di Lereng Gunung: Demografi dan Tata Guna Lahan
Desa Bandungrejo dianugerahi kondisi geografis yang ideal untuk model pertanian terpadu. Terletak di dataran tinggi dengan tanah vulkanik yang subur dan iklim sejuk, desa ini menjadi lokasi yang sangat cocok untuk budidaya sayuran sekaligus peternakan sapi perah yang membutuhkan suhu udara sejuk. Tata guna lahannya mencerminkan dua pilar ekonominya: ladang-ladang sayuran yang ditata dengan sistem terasering berpadu dengan hamparan lahan hijauan pakan ternak (HPT) seperti rumput gajah.Secara administratif, Desa Bandungrejo memiliki luas wilayah sekitar 5,24 kilometer persegi atau 524 hektare. Batas-batas wilayahnya meliputi:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Getasan (Kabupaten Semarang).
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Seloprojo.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tejosari.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Grabag.
Berdasarkan data kependudukan per tanggal 23 September 2025, Desa Bandungrejo dihuni oleh sekitar 5.120 jiwa. Hal ini menghasilkan tingkat kepadatan penduduk sekitar 977 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada dua sektor yang saling terkait ini, menjadikan mereka komunitas petani-peternak yang ulet dan terampil.
Dua Pilar Ekonomi dalam Satu Siklus: Pertanian dan Peternakan Terpadu
Keunikan dan kekuatan ekonomi Desa Bandungrejo terletak pada sistem pertanian terpadu (integrated farming system) yang mereka jalankan. Dua sektor, pertanian sayuran dan peternakan sapi perah, tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan dalam satu siklus yang saling menguntungkan.Pilar pertama ialah peternakan sapi perah. Hampir setiap keluarga di desa ini memelihara beberapa ekor sapi perah, umumnya dari jenis Friesian Holstein (FH). Setiap pagi dan sore, para peternak dengan tekun memerah susu yang kemudian dikumpulkan di titik-titik penampungan. Sektor ini tidak hanya menghasilkan susu segar sebagai produk utama, tetapi juga menghasilkan produk sampingan yang sangat berharga, yaitu kotoran ternak.Di sinilah pilar kedua, pertanian hortikultura, masuk. Kotoran ternak dari kandang-kandang sapi diolah menjadi pupuk kandang organik yang berkualitas tinggi. Pupuk inilah yang digunakan untuk menyuburkan ladang-ladang sayuran mereka, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan menghasilkan produk sayuran yang lebih sehat. Komoditas seperti kubis, kentang, wortel dan sawi tumbuh subur berkat nutrisi dari pupuk organik ini. Siklus ini menjadi lengkap ketika sisa-sisa hasil panen atau tanaman sayuran yang tidak masuk pasar diolah kembali menjadi pakan tambahan bagi ternak. Model ini merupakan contoh nyata dari simbiosis mutualisme yang efisien dan ramah lingkungan.
Peran Sentral Koperasi dalam Menggerakkan Ekonomi
Untuk memastikan keberlanjutan dan stabilitas ekonomi dari sektor peternakan, masyarakat Desa Bandungrejo membentuk dan mengelola sebuah lembaga koperasi. Koperasi ini memegang peranan yang sangat vital dalam rantai pasok industri susu. Fungsi utamanya ialah sebagai penampung seluruh susu yang dihasilkan oleh peternak anggota. Di koperasi, susu yang terkumpul akan melewati proses kontrol kualitas, seperti uji kadar lemak dan kebersihan, untuk memastikan susu memenuhi standar industri.Setelah itu, koperasi bertanggung jawab untuk memasarkan susu secara kolektif ke Industri Pengolahan Susu (IPS) besar atau menjualnya sebagai susu segar di pasar lokal. Dengan sistem ini, peternak memiliki kepastian pasar dan harga yang lebih stabil. Lebih dari sekadar lembaga ekonomi, koperasi juga berfungsi sebagai lembaga sosial yang memberikan berbagai layanan kepada anggotanya, mulai dari penyediaan pakan konsentrat dengan harga terjangkau, layanan kesehatan ternak (inseminasi buatan dan pengobatan), hingga akses permodalan.
Ritme Kehidupan Masyarakat Petani-Peternak
Kehidupan sehari-hari di Desa Bandungrejo berjalan dalam ritme yang teratur dan menuntut kedisiplinan tinggi. Hari dimulai jauh sebelum matahari terbit, saat para peternak harus sudah berada di kandang untuk membersihkan dan memulai sesi pemerahan pagi. Setelah susu disetorkan ke koperasi, sebagian besar dari mereka akan beralih peran menjadi petani, berangkat ke ladang untuk merawat tanaman sayuran. Sore hari, rutinitas pemerahan kembali dilakukan.Ritme yang padat ini membentuk karakter masyarakat yang pekerja keras, sabar, dan terorganisir. Koperasi tidak hanya menjadi pusat bisnis, tetapi juga menjadi titik temu dan ruang sosial bagi warga untuk bertukar informasi dan mempererat tali persaudaraan. Semangat gotong royong juga masih sangat kental, baik dalam kegiatan pertanian komunal maupun dalam kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.
Infrastruktur Penunjang Agribisnis Terpadu
Pembangunan infrastruktur di Desa Bandungrejo sangat mendukung model agribisnis terpadu yang mereka kembangkan. Jalan-jalan desa dan jalan usaha tani dirawat dengan baik untuk memastikan kelancaran transportasi, baik untuk mengangkut hasil panen sayuran maupun untuk akses truk tangki susu dari koperasi.Infrastruktur kunci di desa ini ialah fasilitas yang dimiliki oleh koperasi, seperti tempat penampungan susu (TPK) yang tersebar di beberapa dusun, tangki pendingin (cooling unit) untuk menjaga kualitas susu, dan laboratorium sederhana untuk uji kualitas. Jaringan listrik yang stabil menjadi sangat vital untuk mendukung operasional alat-alat pendingin ini. Selain itu, fasilitas dasar seperti sekolah, sarana ibadah, dan layanan kesehatan juga tersedia untuk menunjang kualitas hidup masyarakat.
Tantangan Keberlanjutan dan Peluang Inovasi
Tantangan utama yang dihadapi Desa Bandungrejo antara lain ialah fluktuasi harga susu dan pakan ternak di tingkat nasional, yang berada di luar kendali mereka. Ancaman penyakit ternak juga menjadi risiko yang harus selalu diwaspadai. Dari sisi lingkungan, pengelolaan limbah cair dari kandang ternak masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu dicarikan solusi yang lebih efektif.Namun desa ini memiliki prospek masa depan yang sangat cerah. Peluang terbesar terletak pada pengembangan produk turunan susu di tingkat UMKM. Warga dapat didorong untuk mengolah sebagian kecil susu menjadi produk bernilai tambah seperti yoghurt, keju segar, kefir, atau permen susu, yang dapat dipasarkan secara lokal.Selain itu, model pertanian terpadu yang mereka jalankan memiliki nilai edukasi yang sangat tinggi. Desa Bandungrejo berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi "wisata edukasi peternakan dan pertanian organik". Wisatawan dapat diajak untuk melihat langsung proses pemerahan susu, belajar membuat pupuk organik, dan merasakan pengalaman hidup di tengah-tengah sistem pertanian yang berkelanjutan. Dengan inovasi ini, Desa Bandungrejo dapat memperkuat posisinya sebagai desa percontohan agribisnis yang tidak hanya produktif, tetapi juga inspiratif.
